“Bukankah kalau kita menginginkan
prestasi terbaik untuk anak-anak kita, kita akan mencarikan baginya guru yang
terbaik? Rasulullah lah rujukan terbaik dalam segala hal termasuk pola asuh
dalam rumah tangga.” ungkap
Ustadz Elvin Sasmita dalam kuliah perdana Akademi Keluarga (AKU) Parenting
Nabawiyah, Depok, Sabtu (17/5/2014).
Di kuliah bertajuk “Membangun
Keteladanan Orang Tua” tersebut, ayah dari tujuh anak ini menyampaikan bahwa
Rasulullah adalah teladan terbaik dengan akhlaq mulia yang memukau. Al Quran
yang menyatakan langsung bahwa Rasulullah adalah suri teladan bagi yang
mengharap rahmat Allah. Istri-istri Rasulullah, bahkan Anas bin Malik yang
membantu kesehariannya pun memberikan kesaksian tak terbantahkan.
“Dalam Shahih Muslim Anas menyatakan,
“Aku menjadi pelayan Rasulullah selama sepuluh tahun. Demi Allah, selama itu
beliau tidak pernah berkata ‘uff’ (husy) kepadaku, dan tidak pernah membentakku
dengan perkataan: Hai, kenapa kau perbuat begitu?!” jelasnya.
Penulis di web Cahaya Siroh ini
menekankan bahwa teladan sempurna Rasulullah itu untuk diikuti. Hal ini akan
memiliki dampak positif: Mencintai Allah, dicintai Allah, dan diampuni
dosa-dosa. Tawaran dan motivasi yang tidak sederhana bagi muslim.
Jika para orang tua meneladani Rasul,
maka ini merupakan modal untuk memberikan contoh teladan pada anak. Sebagian
orang tua yang merasa kesulitan mendidik anak, diharapkan memeriksa kembali;
Adakah kewajiban dan sunnah yang belum dijalani tapi diperintahkan ke anak
untuk melakukannya? Jika masih ada, kemungkinan besar ada masalah keteladanan
pada orang tua sehingga anak tidak mau patuh.
“Jika anak di usia tujuh tahun belum
bisa diperintah sholat, maka apa yang paling kuat tertanam pada anak? Contoh.
Ayahnya yang harus mencontohkan dan mengajak anak laki-lakinya ke masjid
bersama.” tegasnya
Qowamah; Mendidik dengan Penuh Cinta
“Jangan sampai rumah tangga tidak
jelas arahnya, siapa nahkodanya, bagaimana nasib penumpangnya. Dalam badai yang
siap melumat siapa saja di dalamnya. Keluarga yang bengkok oleh hantaman zaman,
na’udzubillah” seru Ustadz Herfi G. Faizi, Lc dalam kuliah sesi dua bertajuk
“Berbagi Antara Kau dan Aku”
Salah satu penulis “Buku Kemanakah
Kulabuhkan Hati Ini?” mengingatkan keluarga muslim untuk berhati-hati, agar
tidak menjadi rumah tangga yang terombang-ambing dalam ketidakjelasan. Kuncinya
ada pada qowamah (kepemimpinan). Suami yang juga berperan sebagai
ayah harus memiliki qowamah; Ketegasan yang berbalut kelembutan. Pun ta'diib (pelurusan)
yg berbalut kasih sayang.
“Ada materi mengalir
yang berbalut kebijaksanaan. Tegas tapi lembut. Mengatur tapi bijak. Kuat tapi
penuh cinta. Semua itu berkolaborasi dalam satu kata; qowamah. Hal ini penting
untuk mendidik istri dan anak.” ungkapnya penuh penghayatan. (nu/PN)